Beberapa Hal Yang Menyebabkan Burung Menjadi Stres | Infonesiah
Sebagian pemelihara burung mungkin pernah menjumpai burung kesayangannya mengalami stres. Kondisi stres ini bisa terjadi apabila burung mengalami sesuatu yang mempengaruhi mental dan fisiknya. Stres dapat dialami oleh semua jenis burung, baik yang sudah jinak maupun (apalagi) yang masih liar.
Ketika burung mengalami stres, baik secara fisik maupun emosional, metabolisme tubuhnya akan merespon dengan cara mengaktifkan sistem saraf simpatetik. Sistem saraf simpatetik merupakan salah satu sistem saraf yang bisa mempercepat denyut jantung, mengerutkan pembuluh-pembuluh darah, dan menaikkan tekanan darah.
Jika burung stres dibiarkan tanpa perawatan khusus, maka kondisinya bisa makin parah, dengan beberapa gejala sebagai berikut :
Produksi adrenalin menjadi berlebihan.
Peningkatan kadar gula dan lemak ke dalam aliran darah.
Penurunan fungsi pencernaan.
Peningkatan tekanan darah.
Peningkatan laju pernafasan.
Perningkatan detak jantung.
Ketegangan pada otot-ototnya.
Banyak energi yang terbuang.
Beberapa penyebab burung stres
Banyak faktor yang menyebabkan burung mengalami stres, antara lain :
Burung merasa keamanannya terganggu oleh kehadiran hewan peliharaan lain, misalnya anjing, kucing, tikus, dan sebagainya.
Pergantian kandang / sangkar baru, yang kebetulan membuat burung justru merasa kurang nyaman.
Pergantian tenggeran / tangkringan baru yang dirasakan burung lebiih nyaman tenggeran lama.
Sering terkena asap atau polusi udara. Hal ini biasanya dialami oleh burung yang sering digantung di pinggir jalan raya yang ramai oleh lalu-lalang kendaraan atau digantung di dekat lokasi pembuangan sampah.
Kaget oleh suara keras (suara binatang atau petasan).
Perubahan pakan yang tidak dianggapnya tidak cocok.
Burung yang masih liar / belum jinak.
Memegang burung secara tidak tepat, sehingga membuatnya trauma.
Air minum yang terkontaminasi bakteri, terutama E. coli.
Keracunan pakan voer maupun pakan serangga.
Terkena racun lingkungan (pestisida, herbisida, fungisida, dan sejenisnya).
Kandang terlalu kotor dan jarang dibersihkan.
Burung kurang banyak bergerak, misalnya kandang / sangkar terlalu kecil.
Stres akibat dipisahkan dari pasangannya, atau ditinggal mati pasangannya.
Stres akibat perjalanan cukup jauh / lama di jalan (cucak hijau dan anis merah paling rentan).
Social stress, yaitu stres karena ketidaknyamanan tertentu. Misalnya jarang diperhatikan, diabaikan atau tidak mendapat perawatan memadai dari pemiliknya. Burung jinak pun jika social stress bisa menjadi liar / giras kembali.